Seorang pecinta sepakbola seumuran saya, generasi 90-an, terutama di Indonesia, mungkin akan lebih mudah menjadikan Manchester United, Real Madrid, Barcelona, atau klub-klub Serie A seperti AC Milan, Juventus, AS Roma, dll sebagai klub favorit mereka. Maklum, di akhir 90-an, dimana saat itu saya ada di masa transisi dari anak-anak menjadi remaja, klub-klub yang sudah saya sebut tadi sangat populer di dunia.
Jadi, kenapa saya pilih Chelsea sebagai tim favorit?
Ceritanya sederhana. Jersey (kostum) bola pertama yang saya miliki adalah kostum Chelsea dengan nomor punggung 25 dan nama ZOLA, serta sponsor AUTOGLASS di bagian depan. Waktu itu tahun 1996 atau 1997, saya lupa, dan jersey itu dibelikan oleh ayah saya, atas permintaan saya (waktu itu saya disuruh memilih di toko).
Mulai dari situ, saya selalu mendukung Chelsea (maklum anak-anak, punya kostum = supporter). Kebetulan ayah saya waktu itu langganan tabloid BOLA yang masih terbit setiap hari Jumat. Kebetulan juga saya suka membaca, jadi saya (setidaknya) sedikit banyak tahu perkembangan sepakbola dari saat itu. Kelas 4 SD mungkin. Maaf kalau sedikit sombong, tapi saya merasa waktu itu saya memiliki pengetahuan sepakbola internasional (Eropa) yang selangkah lebih maju dibanding dengan anak-anak seumuran saya lainnya. Trust Me. Hahaha. Saya ingat, setiap tengah malam saya dibangunkan ayah saya hanya untuk nonton EURO 1996, bersama-sama ayah saya dan Mbah Peno, tetangga saya yang juga suka nonton bola. Mungkin ada beberapa pertandingan yang terlewatkan, tapi saya melihat langsung (lewat TV) bagaimana Jerman memenangi EURO 1996.
Kembali ke Chelsea.
Saya mengikuti perkembangan Chelsea FC mulai saat itu. Bagaimana Rud Gullit melatih, memenangi piala Winners, digantikan oleh Gianlucca Vialli, sampai kekalahan di final Liga Champions melawan AS Monaco, hampir tidak ada yang terlewat. FYI, selain Chelsea, saya juga supporter SS Lazio, tapi karena beberapa tahun terakhir Serie A dipenuhi skandal, saya juga agak malas mengikutinya. But still, I'm also a proud Laziale.
Saat Roman Abramovich membeli Chelsea dan Jose Mourinho menjadi pelatihnya, mungkin menjadi saat dimana banyak orang berpikir bahwa fans Chelsea adalah fans karbitan/plastik. Bagaimana Chelsea saat itu merajai Premier League, menjadi juara 2 kali berturut-turut (in a good fashion), tentu saja membuat banyak mata penggila bola terbuka dan mulai mendukung Chelsea. Trust Me lagi, saya mendukung Chelsea jauh sebelum era Roman, sampai sekarang, sampai nanti, sampai mati.
Saya sempat menjadi anggota (belum resmi, karena SK-nya belum turun, hehehe) dari Chelsea Supporters Indonesia Club (CISC) wilayah Bali. Sayangnya, belum sempat kartu keanggotaan turun dari CISC pusat, saya harus pindah kerja ke wilayah Samarinda, sehingga saya belum pernah benar-benar resmi menjadi anggota CISC (walaupun saya punya kartu futsal CISC Bali, hahaha). Targetnya, sebelum masuk tahun 2014, saya sudah terdaftar menjadi anggota CISC lewat CISC Samarinda. :)
Last but not least, saya mendedikasikan blog ini untuk Chelsea Football Club, klub sepakbola yang selalu ada di hati saya, mungkin berdampingan dengan (calon) istri saya, agak ke belakang sedikit. Kebetulan saya suka menulis, jadi saya akan membagi apa saja yang berhubungan dengan Chelsea.
KEEP THE BLUE FLAG FLYING HIGH!
0 comments:
Post a Comment